Cagar Budaya Water Toren: Simbol Pengibaran Bendera Merah Putih Pertama di Jambi

Admin

24 September 2025

DISPARBUD KOTA JAMBI – Menara Air Benteng terletak di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi. Bangunan peninggalan kolonial Belanda ini dibangun pada tahun 1928–1931 dan dikenal masyarakat dengan sebutan Water Toren. Bangunan ini pada awalnya difungsikan sebagai pusat penyediaan air bersih oleh pemerintah Hindia Belanda untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kota Jambi dan pelabuhan. Selain sebagai instalasi teknis, Menara Air Benteng juga memiliki nilai historis karena menjadi lokasi pengibaran bendera merah putih pertama di Jambi pada 19 Agustus 1945, hanya beberapa hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Secara geografis, Menara Air Benteng terletak pada titik koordinat 01°35’42” LS dan 103°36’26” BT dengan ketinggian 24 mdpl. Bangunan ini berada di atas lahan seluas 5.127 m² yang berbatasan langsung dengan pemukiman di sebelah utara, SD Islam Al Falah Jambi di sebelah timur, Jalan Slamet Riyadi di sebelah selatan, dan Puskesmas Putri Ayu di sebelah barat.

Kemudian, secara fisik menara ini berdiri di atas lahan seluas 5.127 m² dengan material utama berupa beton berwarna putih. Bangunan ini terdiri atas tiga bagian: menara induk setinggi 24,5 meter yang berada di tengah, serta dua bangunan pendamping di sisi barat dan timur yang masing-masing memiliki ketinggian 10 meter. Pada bagian menara induk, terdapat tiga lantai dengan pintu dan jendela berbentuk persegi panjang serta lingkaran yang menjadi ciri khas arsitektur kolonial. Kondisinya saat ini masih relatif utuh, meskipun sudah tidak lagi difungsikan sebagai instalasi air dan tampak kurang terawat.

Selain itu, menara induk memiliki bentuk poligon bertingkat dengan konstruksi beton, dilengkapi pintu kayu dan jendela berbentuk persegi panjang serta lingkaran yang khas. Bagian atas menara berfungsi sebagai bak penampungan air, sedangkan dua bangunan pendamping di sisi barat dan timur difungsikan sebagai ruang pembubuh bahan kimia serta kantor laboratorium. Unsur arsitektural yang menonjol adalah penggunaan kaca, besi, serta jembatan penghubung berbahan beton yang memperlihatkan gaya bangunan modern pada masa Hindia Belanda.

Kondisi fisik Menara Air Benteng hingga kini masih relatif utuh dan mempertahankan bentuk aslinya sejak didirikan pada 1928. Menara induk dan dua bangunan pendamping masih berdiri kokoh, meskipun beberapa bagian telah mengalami pengecatan ulang pada tahun 1995. Perubahan hanya tampak pada penutup besi, kayu, serta tangga besi yang ditambahkan kemudian. Saat ini menara sudah tidak lagi difungsikan sebagai instalasi air, melainkan digunakan sebagai kantor staf pengelola dan tempat penyimpanan oleh Perumda Air Minum Tirta Mayang Kota Jambi.

Pada saat ini kondisi bangunan terlihat kurang terawat sehingga memerlukan perhatian dalam bentuk upaya pelestarian, jika tidak segera dilakukan pemugaran dan pemeliharaan, dikhawatirkan nilai sejarah dan arsitektural yang dikandungnya akan tergerus oleh waktu. Oleh karena itu, peran pemerintah, masyarakat, dan lembaga budaya sangat penting untuk memastikan menara ini tetap terjaga sebagai warisan bagi generasi mendatang.

Sementara itu, Pemerintah Kota Jambi melalui rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya pada 2 Juli 2023 menetapkan Menara Air Benteng sebagai Bangunan Cagar Budaya. Penetapan ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya serta sejumlah regulasi pendukung lainnya. Dengan penetapan ini, Menara Air Benteng resmi masuk ke dalam daftar warisan budaya yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaannya.

Menara Air Benteng dibangun pada masa kolonial Belanda, tepatnya tahun 1928, dan selesai pada 1931 sebagai bagian dari pembangunan Waterleiding Bedrijf. Proyek ini dirancang untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat Jambi sekaligus memenuhi kebutuhan pelabuhan. Pendirian menara ini menunjukkan bagaimana teknologi pengelolaan air modern diperkenalkan di daerah jajahan, serta menjadi bukti nyata interaksi antara kekuasaan kolonial dengan masyarakat lokal. Keberadaan Menara Air Benteng hingga kini tidak hanya memperlihatkan warisan arsitektur kolonial yang masih bertahan, tetapi juga menjadi simbol penting perjalanan sejarah Jambi, khususnya saat peristiwa pengibaran bendera merah putih pertama pada 19 Agustus 1945.

* Penulis merupakan mahasiswi magang Prodi Arkeologi Universitas Jambi