Opini Konten Sejarah: Tulisan Versus Video Masa Kini
Admin
24 Juli 2025
DISPARBUD KOTA JAMBI - Sejarah merupakan aspek penting dalam pembentukan identitas, wawasan, dan pemahaman kritis masyarakat terhadap masa lalu terutama pada kebudayaan lokalnya. Dalam penyampaiannya, terdapat dua media populer yang digunakan melalui tulisan atau video yang dewasa sekarang lebih dominan menguasai peradaban.
Di masa sekarang, infromasi melalui tulisan baik berupa artikel, novel, bahkan buku cenderung sistematis dan mendalam. Penulisan ini kebanyakan masih bersifat formal dan terasa berat pada kebanyakan pembaca. Bahkan sekelas novel yang sudah ada unsur imajinasinya saja masih tergolong dibaca oleh kalangan tertentu, tidak sebanding dengan peminat video seperti di konten media sosial instgram, youtube, tiktok, baik berupa vlog, cerita, bahkan podcast yang lebih mendominasi. Mengapa demikian?
Hal ini selaras dengan masih kurangnya minat baca kita di Indonesia, apalagi kategori pembaca yang lebih mendalam dalam mengartikan makna yang ada pada tulisan. Problem ini tentu menghadirkan suasana di mana video lebih unggul dalam penyampaian informasi ke semua kalangan. misalnya saja video dalam menyampaikan informasi menghadirkan visual dan auditif, sehingga lebih cepat menarik perhatian dan mudah diikuti.
Terkadang, cenderung menyederhanakan topik untuk menjaga alur cerita dan engagement penonton sehingga lebih ringan dalam mengartikannya tidak seperti tulisan yang masih dianggap bersifat akademis. Kemudian Tulisan dianggap lebih cocok untuk studi mendalam, sementara video lebih efektif untuk pengenalan atau overview sejarah.
Tulisan masih dianggap kurang menarik bagi generasi muda atau mereka yang tidak terbiasa membaca panjang lebar. Selain itu Ia tidak memiliki elemen audiovisual sehingga membutuhkan konsentrasi dan imajinasi pembaca. Membaca bisa terasa membosankan jika topiknya berat dan penyajiannya tidak menarik. Apalagi terjadinya kemajuan pesat era digital membuat konten video berada di klasemen puncak peradaban budaya sekarang.
Disisi lain, video memiliki elemen gambar, suara, animasi, dan musik yang membuat penonton lebih terlibat. Sangat efektif untuk menyampaikan emosi atau suasana masa lalu, misalnya melalui rekaman sejarah, dramatisasi, atau rekonstruksi visual. Platform seperti YouTube dan TikTok membuat video lebih mudah diakses dan disebarkan. Kesimpulannya video unggul dalam menarik perhatian dan membuat sejarah terasa lebih “hidup”.
Dalam hal akses, tulisan tergantung pada kemampuan membaca dan pemahaman bahasa. Video umumnya lebih rinci, dengan ruang untuk menjelaskan konteks, sebab-akibat, serta interpretasi historiografis. Bisa memuat kutipan sumber sejarah, referensi, dan catatan kaki untuk keperluan akademis. Cocok untuk pembaca yang ingin memahami sejarah secara kritis dan mendalam.
Pada akhirnya baik tulisan maupun video edukasi sejarah memiliki keunggulan masing-masing. Tulisan cocok untuk pembelajaran yang mendalam, akademis, dan reflektif, sedangkan video unggul dalam menarik minat, menyampaikan gambaran umum, dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Dalam praktik terbaik, keduanya sebaiknya digunakan untuk saling melengkapIi. Misalnya, video dapat digunakan untuk pengantar, sementara tulisan menjadi bahan lanjutan untuk studi lebih mendalam. Pendekatan multimodal ini akan membuat sejarah lebih menyeluruh, menarik, dan bermakna. Ibaratkan dua insan manusia yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya sehingga menghasilkan daya tarik dan makna yang lebih mendalam.