Pendataan Objek yang Diduga Cagar Budaya Makam Kerkhof di Kota Jambi: Pelestarian Warisan Sejarah
Admin
12 September 2024
Pendataan Objek yang Diduga Cagar Budaya Makam Kerkhof di Kota Jambi: Pelestarian Warisan Sejarah
Pada hari Kamis, 12 September 2024, Bidang Kebudayaan dan Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi melaksanakan kegiatan pendokumentasian dan pendataan objek yang diduga cagar budaya di kompleks Makam Kerkhof, sebuah situs sejarah yang terletak di Kelurahan Beringin, Kecamatan Beringin, Kota Jambi. Kegiatan ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mengidentifikasi dan melestarikan warisan sejarah Kota Jambi, khususnya terkait dengan masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang di wilayah tersebut.
Makam Kerkhof merupakan saksi bisu perjalanan sejarah Kota Jambi yang panjang dan penuh lika-liku. Berdiri di atas lahan yang luas, kompleks pemakaman ini menyimpan jejak-jejak penting dari masa kolonial Belanda yang dimulai sejak tahun 1833 hingga berakhir pada 1945. Selain itu, makam ini juga menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi tentara Jepang yang sempat menduduki Jambi selama masa Perang Dunia II. Keberadaan makam-makam ini menggambarkan dinamika politik dan sosial yang pernah terjadi di wilayah Jambi, serta mencerminkan betapa pentingnya peran Jambi dalam sejarah kolonial di Indonesia.
Kerkhof merupakan istilah yang digunakan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk menyebut kompleks pemakaman, terutama yang diperuntukkan bagi orang-orang Eropa dan para pejabat kolonial. Makam Kerkhof di Kelurahan Beringin dibangun pada periode kolonial dan menjadi tempat peristirahatan terakhir bagi warga Belanda dan keturunannya yang tinggal dan bekerja di Jambi pada masa tersebut. Mereka terdiri dari berbagai kalangan, mulai dari pegawai pemerintahan hingga tentara dan keluarga mereka.
Makam ini bukan hanya menampung jasad warga Belanda, tetapi juga tentara Jepang yang menjadi bagian dari sejarah pendudukan Jepang di Jambi pada masa Perang Dunia II. Setelah Belanda menyerah kepada Jepang pada tahun 1942, wilayah Jambi jatuh ke tangan Jepang hingga kekalahan mereka pada tahun 1945. Beberapa tentara Jepang yang gugur di Jambi dimakamkan di kompleks yang sama, menambahkan lapisan sejarah baru pada situs ini.
Situs ini memiliki nilai sejarah yang tinggi karena mencerminkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi di Jambi selama lebih dari seratus tahun. Perubahan kekuasaan antara kolonial Belanda dan Jepang meninggalkan jejak yang masih dapat dilihat hingga kini, dan makam Kerkhof adalah salah satu dari sedikit bukti fisik yang tersisa dari masa tersebut. Oleh karena itu, pendataan dan pendokumentasian yang dilakukan pada 12 September 2024 menjadi langkah penting dalam menjaga dan melestarikan warisan sejarah ini.
Kegiatan pendataan ini dimulai pada pagi hari, dengan tim dari Bidang Kebudayaan dan Kesenian Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi hadir di lokasi untuk melakukan observasi langsung. Tim ini terdiri dari sejarawan, arkeolog, serta para ahli cagar budaya yang telah berpengalaman dalam menangani situs-situs bersejarah di Jambi. Proses pendataan dilakukan secara cermat dan mendetail, mulai dari pencatatan kondisi fisik makam, penentuan lokasi makam-makam utama, hingga identifikasi nisan-nisan yang ada di situs tersebut.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi oleh tim pendataan adalah kondisi beberapa nisan yang sudah mulai rusak akibat faktor cuaca dan usia. Banyak nisan yang sudah tidak terbaca lagi karena terkikis oleh waktu, dan beberapa di antaranya bahkan telah tertutup oleh tumbuhan liar. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat tim untuk terus melanjutkan pekerjaan mereka. Mereka menggunakan berbagai teknologi pendukung seperti pemetaan menggunakan drone dan fotografi udara untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang situs tersebut.
Selain itu, tim juga melakukan wawancara dengan penduduk setempat yang mungkin memiliki pengetahuan tentang sejarah makam tersebut. Beberapa warga setempat yang sudah lanjut usia berbagi cerita mengenai masa kolonial Belanda dan pendudukan Jepang, serta bagaimana kompleks makam ini dulunya dikelola. Informasi dari warga ini sangat berharga dalam membantu tim memahami konteks sejarah yang lebih luas terkait dengan situs tersebut.
Makam Kerkhof bukan hanya sekadar tempat peristirahatan bagi orang-orang yang meninggal pada masa kolonial dan pendudukan, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang sangat penting. Sebagai bagian dari sejarah kolonial Jambi, situs ini menjadi bukti nyata dari kehadiran Belanda di wilayah tersebut, serta peran Jambi dalam perdagangan dan administrasi kolonial. Kehadiran makam-makam tentara Jepang juga menunjukkan betapa kompleksnya sejarah Jambi pada masa Perang Dunia II.
Situs ini tidak hanya penting dari sudut pandang sejarah, tetapi juga memiliki nilai budaya yang signifikan. Makam Kerkhof, dengan arsitektur khas kolonialnya, menggambarkan gaya hidup dan budaya warga Belanda pada masa itu. Selain itu, situs ini juga dapat dijadikan sebagai pengingat bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga dan melestarikan warisan sejarah, agar tidak terlupakan oleh waktu.
Pendokumentasian dan pendataan yang dilakukan pada hari ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam upaya pelestarian situs ini sebagai cagar budaya. Dalam jangka panjang, makam Kerkhof diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu destinasi wisata sejarah di Kota Jambi, yang tidak hanya menarik wisatawan lokal, tetapi juga wisatawan dari luar daerah yang tertarik untuk mempelajari sejarah kolonial di Indonesia.
Setelah proses pendataan selesai, hasil observasi dan pencatatan akan dianalisis oleh tim ahli untuk menentukan langkah-langkah pelestarian yang tepat. Salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan adalah pengajuan situs ini sebagai cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah, baik di tingkat kota, provinsi, maupun nasional. Dengan status cagar budaya, makam Kerkhof akan mendapatkan perlindungan hukum yang lebih kuat, sehingga upaya pelestarian dan pemeliharaannya dapat berjalan dengan lebih efektif.
Selain itu, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Jambi juga berencana untuk mengembangkan program-program edukasi dan pariwisata berbasis sejarah di situs ini. Program-program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga warisan budaya dan sejarah, sekaligus menjadikan makam Kerkhof sebagai salah satu ikon sejarah yang dapat menarik minat wisatawan. Pengembangan fasilitas pendukung seperti papan informasi sejarah, jalur tur berpemandu, dan pusat informasi wisata juga sedang dalam tahap perencanaan.