Peran Pangeran Wirokusumo dalam Islamisasi di Seberang Kota Jambi

Admin

07 Oktober 2025

DISPARBUD KOTA JAMBI - Kota Jambi memiliki peranan penting sebagai pusat pemerintahan dan kebudayaan di Provinsi Jambi. Secara historis, wilayah ini berkembang pesat karena letaknya yang strategis di tepi Sungai Batanghari, sungai terpanjang di Sumatera yang menjadi jalur perdagangan dan interaksi budaya. Keberadaan Sungai Batanghari berperan besar dalam perkembangan masyarakat, ekonomi, serta penyebaran agama Islam di daerah ini.

Salah satu tokoh sentral dalam proses Islamisasi di Jambi adalah Pangeran Wirokusumo atau Sayyid Idrus bin Hasan Al-Jufri, seorang ulama keturunan Arab dari keluarga Al-Jufri yang menikah dengan bangsawan lokal dan berperan penting dalam menyebarkan ajaran Islam di kawasan Seberang Kota Jambi. Melalui kiprah dakwahnya, kawasan ini kemudian tumbuh menjadi pusat keislaman yang kuat dengan corak budaya Melayu yang religius.

Rumah Batu Olak Kemang yang didirikan oleh Pangeran Wirokusumo menjadi simbol penting dari perpaduan budaya dan pusat dakwah Islam di Jambi. Rumah ini dibangun dengan arsitektur unik hasil akulturasi unsur Melayu, Cina, dan Eropa, dan berfungsi bukan hanya sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai lokasi musyawarah, pendidikan agama, dan kegiatan keulamaan.

Di tempat inilah berlangsung berbagai aktivitas penting, seperti pertemuan antara para sultan dan ulama, serta proses pembelajaran Islam bagi masyarakat sekitar sebelum berdirinya lembaga-lembaga pendidikan formal. Rumah Batu juga menjadi saksi tumbuhnya tradisi keislaman yang berkembang pesat di wilayah Jambi hingga saat ini, meskipun kondisinya kini mulai memprihatinkan akibat kurangnya perhatian dan perawatan dari pihak pemerintah.

Sosok Pangeran Wirokusumo dalam penyebaran Islam di Jambi sangat besar, tidak hanya melalui dakwah langsung, tetapi juga lewat pembangunan sarana keagamaan. Ia mendirikan Masjid Al-Ikhsaniyah, masjid tertua di Desa Olak Kemang yang memiliki arsitektur khas perpaduan gaya Jawa, Hindu, dan Islam.

Selain itu, Ia turut mendorong berdirinya Pondok Pesantren As’ad yang kini berkembang menjadi Ma’had Aly As’ad Jambi sebagai pusat pendidikan Islam moderat, serta membangun sejumlah madrasah seperti Madrasah Nurul Iman, Sa’adatul Daarain, dan Al-Khairiyah. Keberadaan lembaga-lembaga ini menegaskan peran besar Pangeran Wirokusumo dalam menanamkan nilai-nilai Islam melalui pendidikan dan penguatan komunitas keagamaan di wilayah Jambi.

Islamisasi di Jambi berlangsung secara damai dan diterima dengan terbuka oleh masyarakat lokal. Faktor perkawinan antara keturunan Arab dan penduduk pribumi mempercepat penyebaran Islam, sementara posisi Jambi sebagai pusat perdagangan rempah juga memperluas jaringan interaksi keagamaan. Warisan sejarah seperti Rumah Batu Olak Kemang, Masjid Al-Ikhsaniyah, Pondok Pesantren As’ad, dan madrasah-madrasah yang didirikan Pangeran Wirokusumo menjadi bukti nyata kontribusinya dalam membangun peradaban Islam di Jambi. Oleh karena itu, peninggalan sejarah ini tidak hanya bernilai religius dan budaya, tetapi juga menjadi pengingat penting tentang bagaimana Islam tumbuh melalui pendekatan damai, pendidikan, dan kebudayaan di bumi Melayu Jambi.

Referensi

Siregar Isrina, dkk. ISLAMISASI DI JAMBI OLEH PANGERAN WIROKUSUMO (1860 - 1902). HISTORIA: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah

* Penulis Jovita Dara Yuda merupakan mahasiswi Prodi Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi