Seloko Adat Jambi

Admin

14 Oktober 2025

DISPARBUD KOTA JAMBI - Seloko adat merupakan salah satu warisan budaya lisan masyarakat Melayu Jambi yang sarat akan nilai-nilai moral, sosial, dan keagamaan. Dalam kehidupan masyarakat Jambi yang heterogen, seloko adat hadir sebagai pedoman bersama untuk membangun keharmonisan sosial. Tradisi ini sudah ada sejak masa awal terbentuknya komunitas Melayu di Jambi dan menjadi bagian dari sistem hukum adat. Melalui pepatah, pantun, dan petuah, seloko tidak sekadar menjadi ungkapan budaya, tetapi juga berfungsi sebagai pengatur norma kehidupan masyarakat yang terdiri dari beragam etnis, seperti Melayu, Minangkabau, Jawa, Arab, dan Tionghoa.

Pada dasarnya, seloko adat merupakan bagian dari hukum adat yang digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada masyarakat. Dalam proses sejarahnya, seloko juga menjadi media penyebaran nilai-nilai Islam di Jambi. Nilai-nilai religius dalam seloko mengajarkan masyarakat untuk menjaga keimanan dan ketakwaan, sedangkan nilai sosialnya mengajarkan pentingnya sikap saling menghormati, gotong royong, serta menjaga kerukunan antarwarga. Dalam kehidupan multikultural seperti di Jambi, pesan-pesan moral ini menjadi pondasi penting untuk menjaga stabilitas sosial.

Selain sebagai sumber nilai, seloko adat juga berfungsi sebagai sarana komunikasi dan pengawasan sosial. Ungkapan-ungkapan tradisional seperti “dimano bumi dipijak, disitu langit dijunjung” menekankan pentingnya menghargai adat dan kebiasaan masyarakat setempat bagi setiap pendatang. Prinsip ini membuat masyarakat Jambi yang beragam mampu hidup berdampingan secara damai tanpa banyak konflik antar etnis. Seloko juga menjadi media untuk menyelesaikan perbedaan melalui musyawarah dan mufakat, bukan dengan konfrontasi.

Lebih dari sekadar pepatah atau pantun, seloko adat juga mencerminkan filosofi hidup masyarakat Jambi. Ia mengatur perilaku sosial, etika, bahkan cara bermusyawarah. Seloko menjadi sarana penanaman nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan. Dalam konteks masyarakat majemuk, hal ini sangat penting karena dapat mencegah munculnya sekat-sekat sosial antara kelompok mayoritas dan minoritas. Oleh sebab itu, seloko adat bukan hanya simbol budaya, melainkan juga perekat kehidupan sosial masyarakat Jambi.

Pada akhirnya, seloko adat memiliki peran strategis dalam membentuk masyarakat Jambi yang berkarakter dan multikultural. Ia menjadi sarana pewarisan nilai-nilai luhur dari generasi ke generasi, memperkuat identitas Melayu, sekaligus membuka ruang harmoni bagi semua etnis yang hidup di Jambi. Dengan nilai religius, sosial, dan etika yang terkandung di dalamnya, seloko adat tetap relevan dalam kehidupan modern sebagai fondasi budaya lokal yang kuat dan mampu menjaga kerukunan dalam keberagaman.

Referensi:

Indrayani Nelly, dkk. Seloko Adat Melayu dalam Membangun Masyarakat Jambi yang Berkarakter dan Multikultural. Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah, Vol. 9, No. 2, 2020

* Penulis Jovita Dara Yuda merupakan Mahasiswi Program Studi Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi