Tinggalan Arkeologis Kolonialisme Belanda di Kota Jambi

Admin

14 November 2025

DISPARBUD KOTA  JAMBI -  Jambi memiliki potensi warisan cagar budaya yang sangat kaya hal ini tercerminkan melalui objek-objek bersejarah yang ada,  salah  satunya adalah Struktur Makam Belanda (Kerkhoff).  Selain sebagai cagar budaya, Ia memiliki nilai sejarah yang sangat penting karena menggambarkan identitas Kota Jambi pada era kolonial. Masa Kolonialisme Belanda di Jambi tentunya meninggalkan pengaruh dan jejak tinggalan arkeologis, cotohnya saja Kantor Residen Jambi, Rumah Dinas Residen, HIS/SMP N 1 Kota Jambi, Menara Air Tua, Universitas Jambi (UNJA) Pasar, Bank Rakyat Djambi atau Djambi Schevolks Bank, dan Makam Belanda (Kerkhoff) (Karmela et al., 2018).

Munculnya kantor perdagangan (Loji dagang) di Muara Kumpeh,  menjadi salah satu bukti yang menunjukkan adanya hubungan kerjasama di bidang perdagangan masyarakat Jambi dengan Belanda pada tahun 1616 di Muaro Kumpeh (Pradjoko & Utomo, 2013).  Tidak lain dan tidak bukan tentu tujuannya untuk melakukan monopoli perdagangan dan berlanjut mengkolonialisasikan Jambi.  Untuk mendukung berjalannya aktivitas mereka, Belanda turut membangun berbagai fasilitas umum seperti makam Belanda (kerkhoff) yang berguna sebagai tempat pemakaman bagi warga Belanda menetap di Kota Jambi masa itu.

Makam Kerkhoff merupakan makam peninggalan Belanda yang terletak di tengah-tengah pemukiman penduduk, makam tersebut menjadi suatu bukti tinggalan pada masa kolonialisme di Kota Jambi.  Menurut data kajian informasi sejarah menunjukkan bahwa pada tahun 1905, Kerajaan Jambi resmi beralih menjadi Keresidenan Jambi (Sari, 2021), yang dimana pada saat itu Kota Jambi berfungsi sebagai kota praja dan menjadi ibu kota keresidenan (Miftahurrah et al., 2022). Adanya peristiwa pertempuran serta wabah di Kota Jambi, yang menyebabkan banyak penduduk meninggal dunia dan dikuburkan di makam Kerkhof Kota Jambi, terutama untuk orang-orang Belanda.

Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, makam Kerkhoff adalah salah satunya kompleks pemakaman Belanda di Kota Jambi yang telah ditetapkan sebagai objek cagar budaya. Makam Belanda (Kerkhoff) Kota Jambi terletak di Kelurahan Beringin, Kecamatan Pasar Jambi, Kota Jambi. Secara astronomis, berada pada koordinat 01o35'44.5" Lintang Selatan dan 103o36'39.1" Bujur Timur. Pada bagian utara makam berbatasan dengan Kecamatan Pelayangan, bagian selatan makam berbatasan dengan Kecamatan Jelutung. Adapun pada bagian makam sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Telanaipura dan bagian timur makam berbatasan dengan Kecamatan Jambi Timur (BPS Kota Jambi, 2020).

BACA JUGA: Wako Maulana Masuk 8 Wali Kota Terpilih Ikuti Kursus Pimpinan Daerah Lemhannas di Singapura

Ditemukan berbagai jenis makam pada kompleks Makam Kerkhoff, makam-makam tersebut merupakan makam campuran yang terdiri dari makam Belanda, Jepang, serta masyarakat lokal. Adapun diantaranya terdapat 161 makam yang berhasil diidentifikasi, Salah Satunya yakni makam Belanda Petrus Gerbert Bylaard, makam tersebut memiliki inskripsi sehingga dapat diidentifikasi secara spesifik. Petrus Gerbert Bylaard merupakan penduduk berkebangsaan Belanda yang meninggal dan dimakamkan pada tahun 1917 di Kerkhof Kota Jambi. Makam Belanda Petrus Gerbert Bylaard secara resmi telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai struktur cagar budaya Kota Jambi berdasarkan surat Keputusan Walikota Jambi Nomor 711 Tahun 2024 pada tanggal 06 November 2024.

Makam Petrus Gerbert Bylaard terletak di Jl. M.H. Thamrin RT 13, Kelurahan Beringin, Kecamatan Pasar Jambi, Kota Jambi, Provinsi Jambi. Tepatnya makam tersebut berada pada sebuah komplek pemakaman Belanda (Kerkhoff), didalamnya terdapat berbagai jenis makam yang tentunya berbeda-beda. Makam Petrus Gerbert Bylaard berbentuk persegi Panjang, terbuat dari bata dan semen yang bewarna abu kecoklatan. Makam ini memiliki Panjang berukuran 100 cm, lebar 50 cm, dan tinggi nisan 90 cm. Makam ini dikelilingi oleh empat tiang penyangga yang berukuran sekitar 81 cm.

Secara umum, kondisi Makam Petrus Gerbert Bylaard pada saat ini masih terawat dengan sangat baik, makam tersebut juga dijaga oleh juru pelihara yang ditunjuk oleh pemerintah kota Jambi.  Makam Belanda (Kerkhoff) di Kota Jambi, yang merupakan cagar budaya tentunya sangat penting untuk terus dijaga dan dipelihara. Adapun keberadaan makam tersebut tentunya menjadi objek tinggalan arkeologis yang perlu dilestarikan sebagai bukti nyata adanya aktivitas perdagangan serta keberadaan juga kedudukan Belanda di Kota Jambi.

BACA JUGA: Wali Kota Jambi Maulana Bertemu Goh Chok Tong, Bahas Pembangunan dan Investasi Kota

Referensi: 

(Karmela et al., 2018). Bangunan Bersejarah Periode Kolonial dan Pemanfaatannya Dalam Pembelajaran Sejarah Lokal Jambi.

(Pradjoko & Utomo, 2013). Atlas Pelabuhan-Pelabuhan Bersejarah di Indonesia.

(Sari, 2021). Sejarah Jambi Pada Masa Keresidenan (1906-1942), Skripsi.

(Miftahurrah et al., 2022). Kota Jambi Sebagai Pusat Pemerintahan Kolonial Belanda.

UU Nomor 11 Tahun 2010

(BPS Kota Jambi, 2020). Kecamatan Pasar Jambi Dalam Angka 2020.

Surat Keputusan Walikota Jambi Nomor 711 Tahun 2024

* Penulis Kristina Oktavia Tampubolon merupakan Mahasiswi Program Studi Arkeologi Universitas Negeri Jambi