Warisan Rasa dan Filosofi Hidup dari Seberang Kota Jambi

Admin

10 November 2025

DISPARBUD KOTA JAMBI - Ditengah merebak beragamnya budaya kuliner pada era modern dan digitalisasi, menjadikan makanan tradisional setiap daerah di Indonesia mulai terasa asing. Oleh karena itu, kita dituntut harus menjaga warisan rasa tersebut tetap terjaga kelestariannya. Salah satunya, makanan tradisional yang ada di Kota Jambi sebagai warisan budaya rasa yang telah menyentuh dan menemani lidah masyarakatnya, sebelum munculnya makanan yang lebih modern era sekarang.

Kuliner Kota Jambi tidak hanya soal makanan, tetapi juga kisah yang melekat di balik setiap aroma dan rasa. Banyak hidangan tradisional dibuat dengan bahan-bahan lokal yang dekat dengan kehidupan masyarakat, seperti ikan sungai, beras, kelapa, dan aneka rempah. Ini membuat makanan khas Jambi memiliki karakter unik lezat namun tetap sederhana dan akrab dengan selera masyarakatnya.

Di kawasan Seberang Kota Jambi, kekayaan kuliner terasa paling kuat. Daerah ini dikenal sebagai pusat jajanan tradisional yang diwariskan turun-temurun. Beragam kue seperti maksuba, engkak ketan, putri kandis, padamaran, gandus, hingga muso dibuat dengan teknik yang memerlukan ketelatenan. Ada kue yang dikukus, direbus, digoreng, atau dipanggang, dan setiap cara memasak meninggalkan ciri khas tersendiri dari teksturnya yang lembut hingga aromanya yang menggoda.

Keunikan lain dari kuliner Jambi adalah filosofi yang menyertai beberapa jenis kue tradisional. Misalnya saja kacang sembunyi yang mengingatkan kita arti pentingnya menutup aib, kue satu yang melambangkan keteguhan hati, atau kue padamaran yang menyiratkan kedekatan masyarakat dengan sungai. Di balik bentuk yang sederhana, hidangan-hidangan ini memuat nilai dan pesan yang diwariskan oleh para leluhur. Tak heran jika kue-kue ini selalu hadir dalam acara adat, perayaan keagamaan, dan momen keluarga.

Pada akhirnya, dapat terlihat bahwa kuliner Jambi juga menunjukkan hasil akulturasi budaya yang telah lama berkembang di daerah ini. Warisan kuliner Melayu berpadu dengan pengaruh Arab, China, dan budaya Nusantara lainnya. Risoles misalnya, dipengaruhi hidangan Belanda; sedangkan kue jalo disajikan dengan kuah bergaya kari yang mencerminkan sentuhan Arab. Perpaduan ini memperkaya ragam cita rasa, menjadikan kuliner Jambi tidak monoton dan selalu menarik untuk dicicipi.

Hingga sekarang, kuliner tradisional Jambi tetap bertahan dikarenakan masyarakatnya menjaga resep dan teknik memasak dengan penuh cinta. Banyak pelaku kuliner rumahan yang terus memproduksi kue-kue khas meski berskala kecil, menjadikannya sumber ekonomi sekaligus warisan budaya. Kuliner khas Jambi bukan sekadar makanan, ia adalah simbol kedekatan masyarakat dengan tradisi yang terus hidup dari masa ke masa.

Referensi:

Isnawati, dkk. INDUSTRI KUE TRADISIONAL KHAS MELAYU DI KAWASAN SEBERANG KOTA JAMBI 1984 – 2016. Jurnal Istoria Prodi Pendidikan Sejarah E-ISSN 2597-8845 FKIP Universitas Batanghari Jambi Vol 3 No 2 September 2019. 

* Penulis  Jovita Dara Yuda merupakan Mahasiswi Program Studi Sejarah Peradaban Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi